Ramayana
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Ramayana (dari bahasa Sanskerta: Rāmâyaṇa; yang berasal dari kata Rāmadan Ayaṇa yang berarti
"Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki.
Cerita epos lainnya adalah Mahabharata.
Ramayana terdapat pula
dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana,
dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua
berdasarkan kakawin ini.
Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan
kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.
Di India dalam bahasa Sanskerta, Ramayana
dibagi menjadi tujuh kitab atau kandasebagai berikut:
1. Balakanda
2. Ayodhyakanda
3. Aranyakanda
4. Kiskindhakanda
5. Sundarakanda
6. Yuddhakanda
7. Uttarakanda
Banyak yang berpendapat bahwa kanda pertama
dan ketujuh merupakan sisipan baru. Dalam bahasa Jawa Kuna, Uttarakanda didapati pula.
Daftar kitab
Wiracarita Ramayana terdiri dari tujuh kitab
yang disebut Saptakanda. Urutan kitab menunjukkan kronologi peristiwa yang
terjadi dalam Wiracarita Ramayana. Lihat di bawah ini :
NAMA KITAB
|
KETERANGAN
|
BALAKANDA
|
Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab
Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya,Kekayi, dan Sumitra.
Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama,Bharata, Lakshmana dan Satrughna.
Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan
sayembara dan memperistriSita,
puteri Prabu Janaka.
|
AYODYAKANDA
|
Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama DewiSita dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi.
Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian
ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata
memerintah kerajaan atas nama Sang Rama.
|
ARANYAKANDA
|
Kitab Aranyakanda menceritakan kisah Rama, Sita,
dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan. Di
tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para rakshasa.
Kitab Aranyakakanda juga menceritakan kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana.
|
KISKINDHAKANDA
|
Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa.
Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dariSubali, kakaknya.
Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha.
Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka.
|
SUNDARAKANDA
|
Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun jembatan Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanumanyang
menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita.
Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibukota
Alengka.
|
YUDHAKANDA
|
Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar
kera SangRama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita
diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan
mencapai Alengka. Sementara itu Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak
memberi nasihat. Dalam pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata
panah sakti. Sang Rama pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita.
|
UTTARAKANDA
|
Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena SangRama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian
Dewi Sita. Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkanKusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang
Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka
menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.
|
Ringkasan Cerita
Rama mematahkan busur Dewa Siwa
saat sayembara memperebutkan Dewi Sita
Prabu Dasarata dari Ayodhya
Wiracarita Ramayana
menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di
sebelah utara Sungai Gangga,
ibukotanya Ayodhya.
Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga
permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi
Kosalya, lahirlah Sang Rama.
Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata.
Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat
pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan
di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah
berunding dengan Prabu Dasarata, Rsi
Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana.
Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari
Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para rakshasa yang
mengganggu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang
diadakan Prabu Janaka.
Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi
Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin
menyerahkan tahta kepada Rama.
Atas permohonan Dewi Kekayi,
Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus
meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai
penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama
istrinya dan Lakshmana. Akhirnya
Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.
Rama hidup di hutan
Dalam masa pengasingannya
di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai
raksasa, termasuk Surpanaka. Karena
Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang
Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah
dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian
dengan tipu muslihat, ia menculik Sinta, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun
tidak berhasil sehingga ia gugur.
Rama yang mengetahui istrinya
diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam
perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas
bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya,Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu
dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan
menggempur Alengka.
Rama menggempur Rawana
Rawana yang tahu kerajaannya
diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama.
Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia
malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan
memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah
sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan
pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur
sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sinta kembali ke pangkuan Rama
setelah kesuciannya diuji. Rama, Sinta, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. menyerahkan dirinya
bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhy Hanuman a, Bharata menyambut mereka dengan
takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.
No comments:
Post a Comment