Friday, January 18, 2013

ANGGARAN DASAR

BAB I
UMUM


Pasal 1
Pengertian
  1. PEPADI adalah organisasi pedalangan, yang anggotanya terdiri dari para dalang, pengrawit, swarawati, pengrajin wayang, atau perorangan yang dalam kapasitas tertentu dapat menjadi anggota;
  2. DALANG NGUMANDANG ARUMANING BUDAYA merupakan surya sangkala lahirnya PEPADI pada tahun 1971. Selain itu juga dapat berarti tekad PEPADI untuk melestarikan dan mengembangkan seni pedalangan yang indah dan luhur, demi keagungan budaya bangsa
  3. INDEPENDEN adalah tidak bernaung dibawah atau berafiliasi kepada organisasi politik atau organisasi tertentu;
  4. PROFESIONAL adalah kemampuan atas dasar keahlian.



Pasal 2
Nama dan Tempat Kedudukan

  1. Organisasi seni pedalangan ini bernama PERSATUAN PEDALANGAN INDONESIA yang disingkat PEPADI
  2. PEPADI bertempat kedudukan
          a. Untuk Tingkat Pusat, di Ibukota Republik Indonesia
          b. Untuk Tingkat Provinsi, di Ibukota Provinsi, dan
          c. Untuk Tingkat Kabupaten/Kota, di Ibukota Kabupaten/Kota

Pasal 3
W a k t u
PEPADI didirikan pada tanggal 14 Appril 1971 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
PEPADI diberi Surya Sengkala "DALANG NGUMANDANG ARUMANING BUDAYA'

Pasal 4
Asas dan Dasar
PEPADI berasakan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undan dasar 1945.

Pasal 5 
Maksud dan Tujuan
  1. PEPADI dimaksudkan sebagai wadah untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas seniman pedalangan.
  2. PEPADI bertujuan:
         a. Menggali, melestarikan, membina dan mengembangkan seni pedalangan dalam 
             arti seluas-luasnya;
         b. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni pedalangan sebagai 
              sarana pembinaan watak dan budi pekerti 
         c. Meningkatkan kualitas seniman serta seni pedalangan
         d. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

Pasal 6
Program Kerja
PEPADI dalam mencapai tujuannya membuat program kerja 5 (lima) tahunan dan 1 (satu) tahunan meliputi
a. Bidang Konsolidasi Organisasi;
b. Bidang Pergelaran
c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan, dan
e. Bidang Kesejahteraan Anggota

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 7
(1) Anggota biasa ialah:
     a. Dalang;
     b. Pengrawit;
     c. Swarawati;
     d. Pengrajin wayang, dan
     e. Perorangan yang dalam kapasitas tertentu dapat menjadi anggota

(2) Anggota luar biasa ialah perorangan yang diangkat oleh PEPADI karena jasa-jasanya ter-
      hadap seni pedalangan

Pasal 8
Syarat menjadi anggota
Untuk menjadi anggota PEPADI harus memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga PEPADI

Pasal 9
Kewajiban Anggota
Setiap anggota PEPADI wajib:
a. Menjaga, memelihara dan menjunjung tinggi nama baik organisasi
b. Mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan PEPADI, dan
c. Mentaati serta melaksanakan kewajiban-kewajiban lain yang diatur dalam ART dan atau 
    Keputusan Organisasi.

Pasal 10
Hak-Hak Anggota
(1) Anggota biasa memiliki:
     a. Hk bicara;
     b. Hak suara;
     c. Hak memilih, dan
     d. Hak dipilih
(2) Anggota luar biasa memiliki hak bicara
(3) Setiap anggota memiliki hak mendapatkan perlindungan yang diatur dalam ART dan
      atau Keputusan Organisasi

Pasal 11
Pemberhentian Anggota
Keanggotaaan PEPADI berhenti karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. Organisasi bubar, dan
d. Diberhentikan karena merugikan organisasi, melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
    Tangga, Kode Etik/Panca Darma Dalang Indonesia, ataupun peraturan yang ditetapkan oleh 
    PEPADI. Tata cara pemberhentian anggota PEPADI akan diatur dalam Anggaran Rumah 
    Tangga.


BAB III
ORGANISASI

Pasal 12
Bentuk
PEPADI adalah organisasi profesi yang independen


Pasal 13
Pembentukan, tingkatan dan wilayah kerja
(1) Organisasi PEPADI dibentuk dan disusun secara bertingkat, sesuai dengan pembagian
      administrasi pemerintahan sebagai berikut:
      a. Tingkat Nasional
           1. Ditingkat nasional dibentuk dan diberi nama PEPADI Pusat, yang mempunyai wilayah
               kerja seluruh Indonesia.
           2. PEPADI Pusat berfungsi sebagai pimpinan tertinggi PEPADI di seluruh Indonesia.
      b. Tingkat Provinsi
           1. Ditingkat Provinsi dibentuk dan diberi nama PEPADI Provinsi, yang mempunyai 
               wilayah kerja se-Provinsi yang bersangkutan
           2. PEPADI Provinsi berfungsi sebagai pimpinan tertinggi PEPADI di Provinsi yang ber-
               sangkutan
      c. Tingkat Kabupaten/Kota
           1. Ditingkat Kabupaten/Kota dibentuk dan diberi nama PEPADI Kabupaten/Kota, yang
               mempunyai wilayah kerja se-Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
           2. PEPADI Kabupaten/Kota berfungsi sebagai pimpinan tertinggi anggota PEPADI
               diKabupaten/Kota yang bersangkutan.


Pasal 14
Kepengurusan
(1) PEPADI Pusat
     a. Pepadi Pusat dipimpin oleh Pengurus PEPADI Pusat.
     b. Ketua Umum PEPADI Pusat dipilih dan disahkan oleh Musyawarah Nasional (Munas)
         PEPADI
     c. Masa bakti PEPADI Pusat adalah 5 (lima) tahun, dan
     d. Pengurus PEPADI Pusat tidak diperbolehkan rangkap jabatan dengan Pengurus
         PEPADI Provinsi dan atau Kabupaten/Kota

(2) PEPADI Provinsi

     a. Pepadi Provinsi dipimpin oleh Pengurus PEPADI Provinsi
     b. Ketua  PEPADI Provinsi dipilih melalui  Musyawarah Daerah (MUSDA)
     c. Pengurus PEPADI Provinsi disahkan oleh Pengurus PEPADI Pusat    
     d. Masa bakti PEPADI Provinsi adalah 5 (lima) tahun, dan
     e. Pengurus PEPADI Provinsi tidak diperbolehkan rangkap jabatan dengan Pengurus
         PEPADI Pusat  dan atau Kabupaten/Kota

(4) PEPADI Kabupaten/Kota

     a. Pepadi Kabupaten/Kota dipimpin oleh Pengurus PEPADI Kabupaten/Kota
     b. Ketua  PEPADI Kabupaten/Kota dipilih melalui Musyawarah Daerah PEPADI Kabupaten
         Kota;
     c. Pengurus PEPADI Kabupaten/Kota disahkan oleh Pengurus PEPADI Provinsi
     d. Masa bakti PEPADI Pusat adalah 5 (lima) tahun, dan
     e. Pengurus PEPADI Kabupaten/Provinsi tidak diperbolehkan rangkap jabatan dengan 
         pengurus PEPADI Pusat dan atau PEPADI Provinsi


Pasal 15
Tugas dan Tanggungjawab
(1) Pengurus PEPADI bertugas menjalankan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
      Program Kerja
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini:
      a. Pengurus PEPADI Pusat bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional PEPADI
      b. Pengurus PEPADI Provinsi bertanggungjawab kepada musyawarah Daerah PEPADI
          Provinsi, dan
      c. Pengurus PEPADI Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah
          PEPDI Kabupaten/Kota.
(3) Hal-hal mengenai hubungan PEPADI Pusat, dengan PEPADI Provinsi dan PEPADI 
      Kabupaten/Kota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga


Pasal 16
Hubungan Kerja

  1. PEPADI provinsi didalam menyusun program kerjanya mengacu dan menjabarkan program kerja yang disusun oleh PEPADI Pusat disesuaikan dengan kondisi daerahnya.
  2. PEPADI Kabupaten/Kota didalam menyusun program kerjanya mengacu dan menjabarkan program kerja yang disusun oleh PEPADI Provinsi disesuaikan dengan kondisi daerahnya



Pasal 17
Dewan Penasehat

  1. Pengurus PEPADI Pusat membentuk Dewan Penasehat PEPADI Pusat
  2. Pengurus PEPADI Provinsi membentuk Dewan Penasehat PEPADI Provinsi
  3. Pengurus PEPADI Kabupaten/Kota membentuk Dewan Penasehat PEPADI Kabupaten/Kota
  4. Tugas Dewan Penasehat PEPADI adalah

          a. Memberikan nasehat baik diminta maupun tidak diminta kepada Pengurus PEPADI 
              sesuai tingkatannya
          b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program kerja PEPADI sesuai
               tingkatannya.
      5. Anggota Dewan Penasehat PEPADI terdiri dari tokoh-tokoh pemerintah, swasta, pakar
          pecinta dan pemerhati yang peduli dan atau telah berjasa dibidang seni Pedalangan.
      6. Dengan Penasehat PEPADI disahkan oleh Pimpinan PEPADI yang bersangkutan
           sesuai dengan tingkatannya

BAB IV

MUSYAWARAH DAN RAPAT PIMPINAN PEPADI


Pasal 18

Musyawarah Nasional dan Musyawarah Daerah
(1) Musyawarah Nasional (Munas) PEPADI merupakan kekuasaan tertinggi PEPADI
(2) Musyawarah Nasional PEPADI diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
     5 (lima) tahun yang dihadiri oleh:
     a. Pengurus PEPADI Pusat, dan
     b. Utusan PEPADI Provinsi.
(3) Musyawarah Daerah PEPADI Provinsi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
     dalam 5 (lima) tahun yang dihadiri:
     a. Pengurus PEPADI Provinsi, dan
     b. Utusan PEPADI Kabupaten/Kota
(4) Musyawarah Daerah PEPADI Kabupaten/Kota diselenggarakan sekurang-kurangnya 1
      (satu) kali dalam 5 (lima) tahun yang dihadiri oleh:
     a. Pengurus PEPADI Kabupaten/Kota
     b. Anggota PEPADI Kabupaten/Kota yang ditunjuk
(5) Musyawarah Nasional maupun Musyawarah Daerah dapat dihadiri oleh Dewan Penasehat 
      dan Mitra Wayang sebagai peninjau yang statusnya akan diatur dalam Anggaran Rumah T
      Tangga dan atau Keputusan Organisasi.

Pasal 19
RAPAT PIMPINAN PEPADI

  1. Dalam keadaan mendesak, PEPADI masing-masing tingkatan dapat menyelenggarakan RAPAT Pimpinan PEPADI , yaitu rapat pleno Pengurus PEPADI.
  2. Rapat Pimpinan ini dilakukan dalam rangka penyempurnaan pengurus dan penyusunan kebijaksanaan


Pasal 20
Musyawarah Luar biasa
(1) Dalam keadaan yang luar biasa, yang diaggap dapat membahayakan kehidupan organisa-
      si, dengan persetujuan Dewan Penasehat masing-masing tingkatan, PEPADI dapat menye
      lenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) PEPADI atau Musyawarah Dae-
      rah Luar Biasa (Musdalub) PEPADI Provinsi.

(2) Munaslub PEPADI
     a. Untuk dapat menyelenggarakan Munaslub PEPADI, diperlukan dukungan paling sedikit
         2/3 (duapertiga) jumlah PEPADI Provinsi
     b. Keputusan Munaslub PEPADI dianggap sah bila disetujui oleh paling sedikit 1/2 ( seteng-
         ah) ditambah 1 (satu) jumlah PEPADI Provinsi yang hadir

(3) Musdalub PEPADI Provinsi
     a. Untuk dapat menyelenggarakan Musdalub PEPADI Provinsi, diperlukan:
          1. Persetujuan PEPADI PUSAT, dan
          2. Dukungan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah PEPADI Kabupaten/Kota di wilayah
              provinsi yang bersangkutan
     b. Keputusan Musdalub PEPADI Provinsi dianggap sah bila disetujui paling sedikit 1/2 (se-
         tengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota PEPADI Kabupaten/Kota yang hadir


(4)) Musdalub PEPADI Provinsi
     a. Untuk dapat menyelenggarakan Musdalub PEPADI Kabupaten/Kota, diperlukan:
          1. Persetujuan PEPADI Provinsi yang bersangkutan, dan
          2. Dukungan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) janggota PEPADI Kabupaten/Kota 
              yang bersangkutan
     b. Keputusan Musdalub PEPADI Kabupaten/Kota dianggap sah bila paling sedikit  
         1/2  (tengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota PEPADI Kabupaten/Kota yang hadir

BAB V
LAMBANG DAN LAGU

Pasal 21
Lambang
PEPADI memiliki Lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 22
Lagu
PEPADI memiliki Lagu yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VI
KEUANGAN dan INVENTARIS

Pasal 23
Keuangan
Keuangan PEPADI diperoleh dari
a. Sumbangan dari Anggota
b. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat dari pihak lain
c. Hasil pendapatan dari kegiatan-kegiatan yang sah, dan
d. Usaha-usaha lain yang sah

Pasal 24
Inventaris
Inventaris PEPADI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, 
PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 25
Perubahan Anggaran dasar
Perubahan Anggaran Dasar PEPADI ditetapkan dan diatur oleh Musyawarah Nasional PEPADI, atas usul sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah PEPADI Provinsi

Pasal 26
Anggaran Rumah Tangga

  1. Anggaran Rumah Tangga PEPADI disusun oleh Pengurus PEPADI Pusat
  2. Anggaran Rumah Tangga PEPADI dan peraturan-peraturan pelaksanaan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran dasar


Pasal 27
Pembubaran

  1. Pembubaran PEPADI dilakukan oleh Musyawarah Nasional PEPADI yang diadakan khusus untuk itu.
  2. Setelah PEPADI dibubarkan, maka kekayaan bersih yang dimiliki disalurkan selaras dengan azas dan tujuan PEPADI oleh Tim Likuidasi yang dibentuk oleh Musyawarah Nasional PEPADI


BAB VIII
TAMBAHAN

Pasal 28

  1. Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) dan Sekertariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI)
  2. PEPADI adalah merupakan stake holder SENA WANGI dan mempunyai hubungan kerja khusus dalam upaya pelestarian dan pengembangan wayang Indonesia
  3. PEPADI dalam menjalankan program kerja organisasi memperhatikan dan memanfaatkan kebijaksanaan serta strategi yang dsusun oleh SENA WANGI
  4. Hak-hal yang menyangkut hubungan kerja antara PEPADI dan SENA WANGI diatur dalam Anggaran Dasar.


BAB IX
PENUTUP

Pasal 29

  1. Hal-hal yang belum jelas dan/atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga PEPADI dan atau peraturan organisasi
  2. Penyempurnaan Anggaran Dasar ini disahkan dalam Musyawarah Nasional (Munas) V PEPADI tahun 2008 tanggal 17 Desember 2008 di Yogyakarta

No comments:

Post a Comment