Wednesday, January 16, 2013

TENTANG PEPADI



Bahwa atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, kesenian merupakan kebutuhan hidup manusia, dimanapun dan pada kesempatan apapun manusia memerlukan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur pokok yang berperan serta di dalam pembinaan bangsa dan Negara Indonesia.
Bahwa kesenian adalah ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia yang menghasilkan suatu karya yang indah dan dapat dinikmati orang lain dan diri sendiri, karena kesenian merupakan salah satu pernyataan budaya manusia.
Bahwa kesenian Indonesia pada hakekatnya mencerminkan kehidupan budaya bangsa dan sangat berperan didalam memperkuat kepribadian, ketahanan nasional dan wawasan nusantara oleh karena itu perlu digali, dilestarikan, dibina dan dikembangkan.
Seni pedalangan merupakan salah satu aspek kesenian, mencakup bidang seni rupa, sastra, drama, karawitan dan tari, juga merupakan warisan luhur bangsa Indonesia, yang simbolis, filosofis, religius dan pedagpgis, sehingga berkemampuan membentuk watak dan jiwa bangsa berdasarkan Pancasila.
Dalam upaya memelihara kelestarian, meningkatkan daya guna, mempertinggi mutu dan mengembangkan seni pedalangan, serta untuk meningkatkan kesejahtraan para anggotanya perlu digalang persatuan dan kesatuan secara teratur dan terarah di dalam satu wadah organisasi.
Dengan menyadari bahwa pembinaan dan pengembangan seni pedalangan Indonesia merupakan salah satu sarana memperkuat kepribadian bangsa, kebanggaan nasional dan kesatuan nasional, maka organisasi-organisasi pedalangan Indonesia pada musyawarah pedalangan di Yogyakarta tanggal 14 dan 15 April 1971, dengan kesadaran, ketulusan dan keikhlasan sepenuhnya, telah membentuk suatu Organisasi Seni Pedalangan, selanjutnya berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional PEPADI di Yogyakarta tanggal 31 Juli 1975 mengubah organisasi pedalangan yang bersifat kedaerahan menjadi organisasi dengan lingkup nasional


SEJARAH PEPADI
Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) sebuah organisasi propesi yang didirikan pada tanggal 14 April 1971 dalam sebuah musyawarah Pedalangan se-Jawa dan Madura di Yogyakarta. Pendirinya adalah Jenderal (Purn) Surono, yang pada waktu itu menjabat sebagai PANGKOWILHAN II (Jawa Madura). Organisasi ini tetap exis dengan menempuh jalan panjang yang berliku-liku.
Pendukung/Pengurus PEPADI adalah orang-orang yang dengan tulus berjuang untuk pelestarian dan pengembangan wayang. PEPADI sampai sekarang tetap sebagai organisasi yang independen


VISI DAN MISI
VISI
PEPADI sebagai organisasi pedalangan yang solid, profesional dan berdaya guna tinggi dalam upaya pelestarian dan pengembangan seni pedalangan serta meningkatkan kesejahteraan anggota

MISI

  1. Menjaga jati diri seni pedalangan yang bernilai tinggi (adi luhung) sebagai sarana pendidikan masyarakat untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan dan budi pekerti luhur;
  2. Meningkatkan kualitas dan kaderisasi Sumber Daya Manusia (dalang, pengrawit, suarawati dan pengrajin wayang) agar tumbuh dan berkembang sebagai tenaga profesi yang handal;
  3. meningkatkan mutu seni pedalangan agar selalu tanggap menghadapi tantangan jaman;
  4. Meningkatkan apresiasi masyarakat, utamanya generasi muda terhadap seni pedalangan, dan
  5. Meningkatkan kesejahtraan anggota.
LAMBANG

  1. Berbentuk kayon atau gunungan dengan posisi condong kekanan dengan tulisan PEPADI. Image kayon bukan kayon klasik tetapi kayon kolong (berlubang di tengah). Kayon digambarkan sebagai wayang seutuhnya dengan gapit (pegangan di bagian bawah) Ornamen dalam kayon berupa burung garuda bersayap lima di kiri dan kanan (simetris). Di tengah tertera tulisan PEPADI berbentuk huruf Romawi klasik dengan huruf A yang menyatu dengan kayon
  2. Warna kayon adalah warna coklat tanah, tulisan PEPADI berwarna hitam dan huruf A satu warna dengan kayon

No comments:

Post a Comment